Belajar Stenografi


BELAJAR STENOGRAFI BAB I

Haii sobat blogger... Selamat datang di blog aku…

Sebenernya aku sudah ingin sekali membuat blog sejak dulu tetapi aku tidak tahu tentang apa yang bisa ku tuliskan di blog sampai akhirnya aku berpikir “STENOGRAFI? Why not”. Awalnya aku mengenal stenografi dari sebuah ebook novel terjemahan, didalam novel tersebut sering disinggung tentang tulisan stenografi. Mulanya aku belum tertarik sama sekali, penasaran mungkin iya tapi bukan tertarik. Kemudian aku membaca ebook novel terjemahan yang lainnya, yang isinya bercerita tentang detektif remaja, didalam novel ini juga disinggung tentang tulisan stenografi.

Sobat coba tebak, apakah aku tertarik dengan stenografi..? Iya benar, sayangnya aku tidak memiliki panduan belajar stenografi. Aku mencari sebanyak-banyaknya informasi di google saat itu tetapi percuma saja, kurang lengkap. Yang kutemukan hanya abjad, singkatan, cara menulis dan sebagainya. Meskipun nyaris lengkap tetap saja aku butuh panduan yang lebih lengkap, menulis stenografi bukan hanya hafalan aku ingat hal itu. Lalu seorang temanku menemukan sebuah buku berjudul STENOGRAFI di perpustakaan, aku meminjamnya lebih dulu padahal dia yang menemukan. Aku sangat bersyukur sekaligus senang karena dia menemukan buku itu sobat.

Singkat cerita saja, sejak buku tersebut ada kemudian aku memiliki banyak harapan. Ya bisa sobat bayangkan sendiri, tentu saja menulis blog ini, ya kan sobat?

Sobat, sebelum menulis blog ini, aku pernah meminta pendapat dan saran dari seorang teman, tanggapannya kurang menyenangkan mungkin karena STENOGRAFI tidak memiliki peminat yang banyak. Sebenarnya dia menyarankanku untuk menulis tentang teknologi agar pengunjung blog lebih banyak, tetapi berhubung aku bukan termasuk orang yang update tentang teknologi aku sedikit mengabaikan sarannya.

Sobat, karena aku masih amatiran sekaligus pemula dalam hal ini baik blog maupun stenografi, aku akan sangat berterimakasih jika sobat bersedia membantuku dengan memberiku kritik ataupun saran.
Sekarang ayolah kita mulai dengan materinya..

Dan sekali lagi SELAMAT DATANG DI BLOG stenografi ini..

BAB I DASAR-DASAR ABJAD DAN TEKNIK MENULIS

A.      PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
1.   Pengertian Stenografi
Tulisan Steno atau lebih dikenal dengan istilah Stenografi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Stenos’ dan ‘Graphein’. Stenos berarti pendek dan graphein berarti tulisan atau menulis. Jadi stenografi (Stenography) berarti tulisan pendek (Shorthand).
Disebut tulisan pendek karena bentuk hurufnya sangat sederhana. Penulisannya pun hanya memerlukan gerakan yang pendek dan singkat karena tulisan steno pendek maka penulisannya menjadi singkat, selain karena bentuk hurufnya sangat sederhana cara menuliskannya pendek sehingga penulisannyapun cepat.
Jadi cepat bukan arti sebenarnya dari stenografi melainkan hanya akibat gerakan yang pendek dan singkat dalam cara penulisannya.
Untuk mempelajari stenografi harus melalui tahapan-tahapan, dimulai dari pengenalan huruf, peraturan menyingkat sampai pada singkatan tetap. Untuk permulaan jangan ingin menulis cepat dahulu, tetapi harus teliti, sabar dan penuh kesungguhan, dengan memperhatikan sambungan-sambungan, perbedaan tinggi huruf dan condong huruf, sebab hal tersebut merupakan dasar yang utama untuk belajar stenografi. Sehingga bila sudah mahir dalam stenografi, maka dalam penulisan stenografinya paling tidak sama dengan waktu mengucapkan kata yang dimaksud, dengan kecepatannya bisa untuk mencatat suatu pidato dengan lengkap.

2.   Perkembangan Stenografi
Tulisan Steno (Stenografi) sama halnya dengan tulisan lain mengalami masa perkembangan yang sangat lama beberapa abad sebelum masehi. Ini dibutikan  dengan ditemukannya beberapa tulisan stenografi di beberapa tempat di dunia pada masa, seperti:
a.      Tahun 3100 SM, ditemukan Hieroglyphys yaitu tulisan Mesir kuno yang dianggap sebagai tulisan steno tertua dalam sejarah.
b.     Tahun 350 SM, di Yunani ditemukan dua buah batu berisi tulisan steno yang terkenal dengan nama Batu Akropolis. Tulisan steno tersebut masih menggunakan tulisan latin. Oleh sebab itu disebut Tachygrafie.
c.      Kemudian tahun 63 SM tulisan tersebut dikembangkan oleh seorang Romawi bernama Marcus Tulius Tiro  dengan perbaikan-perbaikannya sehingga lain dari asalnya dan dikembangkan di Romawi dan Yunani.
d.     Abad berikutnya pendeta Katholik mengembangkan juga tulisan steno untuk kepentingan lingkungan sendiri. Orang-orang biasa sengaja tidak diajari dan diberitahu tentang tulisan steno, akibatnya orang kemudian menganggap bahwa tulisan (stenography) adalah tulisan rahasia.
e.      Abad selanjutnya tumbuh beberapa tulisan sistem stenografi di negara-negara ygang relatif maju, ini disebabkan karena adanya tuntutan dari perkembangan masyarakat seperti ciptaan Marcus Tulius Tiro dari Romawi.
f.      Di Inggris Timothy Bright tahun 1588, John Willis tahun 1602, J. Pitman tahun1837, Gregg, dan John Comstock tahun 1888.
g.     Di Jerman, F.X, Gables Berger pada tahun 1824, Mosengiel dan Stolse Schut Haver.
h.     Di Belanda, A. W. Groote tahun 1899, Pont tahun 1904 dan disusul oleh Gerard Schaap. Groote dan Pont adalah pencipta sistem steno yg dianggap betul-betul sempurna.

3.   Perkembangan Stenografi di Indonesia.
Stenografi telah ada di Indonesia kira-kira tahun 1900. Walaupun dalam pemakaiannya masih sangat terbatas, seperti di kantor-kantor dagang dan masih menggunakan bahasa asing, pada tahun 1923 mulai muncul Sistem Karundeng yang disadur dari sistem Pont dan digunakan sendiri oleh E. Karundeng di Minahasa Raad (semacam DPRD), di Sulawesi Utara (Manado).
Selain Sistem Karundeng, kemudian muncul sistem sederhana yang disadur dari sistem Groote yang kedua-duanya dalam sistem bahasa Indonesia diciptakan oleh J. Paat Sabirin.
Mulai tahun 1930 pelajaran stenografi diajarkan di  MHS (semacam SMA) pada Zaman Belanda dengan menggunakan sistem Groote, sedangkan pada Zaman Jepang dilanjutkan di sekolah dagang dengan sistem sederhana.
Pada awal kemerdekaan stenografi diajarkan di SD dan SEM yang kemudian berubah menjadi SMEP dan SMEA sekarang SMK dengan sistem sederhana atau Karundeng.
Bangsa Indonesia sepantasnya merasa berbahagia dan beruntung karena kita mempunyai tulisan steno (stenografi) hasil ciptaan putra-putra Indonesia, karena sedikit sekali negara-negara di dunia yang mempunyai tulisan steno atau bisa dihitung dengan jari negara-negara di dunia yang mempunyai tulisan steno.
Setelah melalui pertimbangan, pada tanggal 1 Juni1968 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pada waktu itu dijabat oleh Moh. Sanusi Hardjadinata memutuskan dengan SK No. 051/1068 tentang penerapan Stenografi Karundeng sebagai sitem stenografi standar mata pelajaran pada lembaga pendidikan dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

4.   Manfaat Stenografi
Sesuai dengan namanya stenografi yang artinya tulisan singkat atau pendek, maka dalam penggunaannya stenografi banyak diperlukan oleh orang-orang yang kegiatan kerjanya berkisar pada kegiatan tulis-menulis atau hasil karyanya banayak diperoleh dari manfaat hasil tulisan.
Orang yang menulis cepat atau orang yang melaksanakan kegiatan kerjanya menggunakan stenografi atau tulisan disebut Stenographer.
Keahlian stenografi bisa dimanfaatkan oleh orang-orang dari berbagai profesi atau bidang kegiatan kerja, misalnya:
a.      Seorang sekretaris saat mendampingi pimpinan saat rapat.
b.     Notulis atau notulen saat mendampingi pimpinan sidang.
c.      Wartawan, yang pekerjaannya mewawancarai orang untuk mencari berita dan menulis berita.
d.     Mencatat hasil persidangan.
e.      Mencatat atau mendikte perintah dari pimpinan.
f.      Mencatat rekaman hasil rapat atau yang sejenisnya.
g.     Membuat catatan yang bersifat rahasia.
h.     Seorang Public Relations Officer (PRO).
i.       Orang-orang yang aktifitasnya menulis.
Sebenarnya manfaat dari stenografi lebih banyak lagi selain yang disebutkan diatas, tergantung dari mereka yang memanfaatkannya.

5.   Metode Belajar Stenografi
Stenografi merupakan kegiatan/profesi atau palajaran bersifat keterampilan. Cara belajarnya berbeda dengan ilmu pengetahuan yang bersifat hafalan.
Belajar stenografi harus banyak menulis dan membaca, baca kembali apa-apa yang telah ditulis karena kelemahan seseorang yang mulai belajar stenografi, hanya bisa menulis tapi kalau membaca kembali tulisannya sering mengalami kesulitan.
Untuk permulaan diperlukan kesabaran dan ketelitian. Jangan ingin menulis cepat dahulu,tetapi berlatih secara teratur, agar hasilnya lebih memuaskan dengan frekuensi yang tetap. Maksudnya, berlatih secara teratur berdasarkan petunjuk-petunjuk dan urutan-urutan dengan tidak melompat-lompat.
Bagi pemula atau untuk yang masih belajar sebaiknya saat belajar menggunakan pensil agar apabila ada kesalahan mudah dihapus. Gunakan pensil yang tidak terlalu lunak atau kasar, dan usahakan pensil selalu runcing.

B.      UKURAN HURUF STENO DENGAN GARIS PENOLONG
1.   Ukuran Huruf
Huruf stenografi dengan Sistem Karundeng dibagi menjadi 4 ukuran, yaitu: huruf yang ukuran tingginya 1 ½  normal (3 ruang), 1 normal (2 ruang), ½ normal (1 ruang) dan mendatar pada garis.
 Ukuranhurufstenografi

2.   Jenis Huruf
Jenis huruf stenografi ada dua macam yaitu huruf mati (konsonan) dan huruf hidup (vocal), tetapi dalam stenografi huruf mati maupun huruf hidup ada yang huruf tunggal dan huruf rangkap.
Arah huruf mati dan huruf hidup:
a.      Huruf mati umumnya ditulis dari atas ke bawah.
b.     Sedangkan huruf hidup sebaliknya, ditulis dari bawah ke atas.

3.   Bentuk Huruf
Secara garis besar, huruf stenografi terdiri dari 4 macam bentuk huruf, yaitu; berupa garis lurus, garis lengkung (atas/bawah, bagian daripada bulatan, dan berupa bulatan.

4.   Abjad Stenografi Sistem Karundeng
Ukuran, Jenis dan Bentuk Huruf Stenografi

Secara keseluruhan huruf diatas tersebut dapat disusun menjadi seperti ini:
a. Huruf Tunggal

b. Huruf Rangkap
Disamping abjad-abjad tersebut, huruf vokal dan konsonan rangkap seperti yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:
  • Vokal Rangkap

  • Konsonan Rangkap




Sekian dulu blog dariku, semoga bermanfaat. Dan tunggu update blog selanjutnya yaa.. Mohon yang sudah berpengalaman dalam stenografi, blog, ataupun pengunjung tolong berikan kritik dan saran. Terima kasih telah membaca dan jangan lupa follow instagram ku https://www.instagram.com/vetafid/ 

Komentar

  1. Wah... ini lengkap, sampai ada nama menteri yg menjabat waktu pengesahan Karundeng sebagai sistem stenografi nasional.

    BalasHapus
  2. Terus kembangkan krn berguna bagi yg haus ilmu

    BalasHapus

Posting Komentar